Jakarta - Mischka Aoki dan Devon Kei Enzo menjadi sorotan setelah berhasil menyabet 33 medali kompetisi matematika dan sains internasional. Bagaimana strategi kakak-beradik usia 12 dan 11 tahun ini berlaga di olimpiade internasional ?Mischka Aoki dan Devon Kei Enzo tercatat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional saat mendapat medali di Olimpiade Matematika Internasional World Mathematics Invitational WMI ajang ini, Devon meraih penghargaan terbaik Diamond Medal Olimpiade Matematika Internasional WMI World Mathematics Invitational 2021. Sementara itu, Mischka sang kakak meraih Silver perhelatan itu, Devon Kei Enzo meraih penghargaan terbaik, Diamond Medal. Sementara, Mischka Aoki merebut medali Silver. Capaian kedua kakak-beradik siswa kelas 8 dan 7 ACS Jakarta tersebut menambah total medali yang mereka raih selama pandemi menjadi 33 kompetisi matematika dan sains yang ditaklukkan kedua kakak beradik ini selama pandemi di antaranya yaitu Gold Medals dari Hua Xia Cup Global Round, AIMO, VANDA Science, dan BIG Australia Science dan Devon juga meraih 5 medali Singapore International Math Olympiad Challenge SIMOC tahun ini. Di olimpiade ini, keduanya bertanding secara individual maupun dalam grup bersama siswa negara lain seperti Belgia, Uzbekistan, China, Hong Kong, Singapura, India, Filipina, Mesir, Turki dan menuturkan, sejumlah kompetisi diadakan dalam waktu berdekatan. Hal ini membuatnya harus berlatih intensif dan mengikuti perlombaan hampir tiap minggu."Ada memang bulan-bulan tertentu dimana kita harus mengikuti lomba hampir setiap minggu, dan kalau ada upcoming competition kita harus belajar setiap hari," kata Devon, dilansir dari CNN Indonesia, Jumat 20/8/2021.Devon menuturkan, ia dan sang kakak juga kerap mencoba soal-soal yang jauh lebih sulit di atas kemampuan mereka agar bisa terus berkembang. Menurut Devon, langkah tersebut membuat mereka mencari cara agar bisa menghitung lebih cepat. Dengan begitu, mereka bisa mendapat sisa waktu lebih banyak untuk mengecek kembali hasil jawaban saat berlaga di tentang komitmen dan dedikasiKeduanya menuturkan, keinginan mengikuti olimpiade matematika dan sains di atas merupakan muncul dari diri sendiri. Meski waktunya jadi lebih banyak dihabiskan untuk belajar, mereka mengaku tetap menikmatinya."Mengikuti Olimpiade memang sesuatu yang kita mau karena memang yg kita suka, karena kami suka tantangan, lewat kompetisi ini kita banyak belajar hal baru," kata menambahkan, ikut olimpiade juga membuat mereka mengasah kemampuan memecahkan masalah pada soal matematika dan perhitungan. Menurut mereka, keahlian ini juga berguna di kehidupan nyata karena jadi belajar memecahkan masalah dan mencari solusi di hal-hal menambahkan, selain medali, banyak hal yang mereka dapatkan dari mengikuti Olimpiade."Ikut Olimpiade bukan hanya mengasah otak, tapi banyak hal-hal lainya yang kita bisa pelajari, kita belajar tentang komitmen dan dedikasi untuk meraih yang kita mau, kita juga belajar tentang tekad untuk berjuang," kata mengatakan, beragam perlombaan membuat mereka juga menjadi lebih bersyukur dan menghargai setiap pencapaian. Menurutnya, kegagalan bukalah penghalang untuk berjuang."Kita ga pernah takut, karena kita tahu kalau gagal harus bangkit dan berjuang. Justru dari kegagalan bisa jadi suatu dorongan untuk kita. Memperbaiki diri dan menantang kita untuk jadi lebih baik lagi," kata menuturkan, dirinya menganggap kegagalan dan rasa kecewa adalah sesuatu yang wajar."Tentu ada kecewa tapi itu oke, tapi setelah itu kita harus bangkit dan berusaha. Kalau murung terus, ga akan maju. Kita ga boleh menyerah," kata harus menikmati masa kecilKakak beradik ini mengaku tidak pernah merasa bersaing antara satu sama lain. Didikan dari kedua orang tua, menurutnya menjadikan mereka saling mendukung dan mengasihi satu sama mengaku, waktu bermain mereka memang tidak sebanyak anak-anak lain. Di sisi lain, menurutnya, mereka tetap bermain setiap ada waktu luang."Kita tidak bermain seperti anak lain, tapi kita tetap main dan senang-senang, kita selalu main bersama, membagi waktu untuk bermain," kata berpendapat, masa kecil tetap harus dinikmati."Penting untuk menikmati masa kecil. Kita harus menikmati momen itu, karena kalo kita udah besar nanti, ga bisa membawa kembali masa-masa kecil lagi," kata itu dia kisah Mischka dan Devon meraih 33 medali kompetisi matematika dan sains internasional. Gimana detikers. mau ikut olimpiade sains dan matematika juga kayak Mischka-Devon? Simak Video "Sebuah Plester Tak Terlihat Diciptakan untuk Sembuhkan Luka Diabetes" [GambasVideo 20detik] twu/erd
Usan, mahasiswa Magister (S2) Pendidikan Agama Islam (MPAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil menempatkan dirinya pada posisi kedua dalam gelaran lomba Olimpiade Karya Tulis Ilmiah (OKTI) Internasional XIII yang diadakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Hadhramaut, Yaman.OKTI XIII tahun ini mengusung tema “Masa Depan Home Sekolah Jum'at, 17 Juni 2022 - 2315 WIBloading... Siswi MAN Insan Cendekia Tanah Laut Kalsel, Hasna Nisrina Aisyah meraih Medali Perunggu pada Olimpiade Matematika Internasional di Hong Kong. Foto/Dok/Kemenag A A A JAKARTA - Siswi MAN Insan Cendekia Tanah Laut Kalimantan Selatan, Hasna Nisrina Aisyah meraih Medali Perunggu pada Olimpiade Heat Round Hong Kong Internasional Mathematical Olympiad HKIMO 2022. HKIMO merupakan Olimpiade Matematika Internasional Hongkong yang bertujuan untuk mempromosikan Olimpiade Matematika ke seluruh dunia. Baca Juga Kompetisi ini terdiri dari lima topik utama, yakni berpikir logis, aritmatika/aljabar, teori bilangan, geometri & kombinatorik. Olimpiade digelar secar online dan diikuti ribuan siswa SLTA dari 18 negara, salah satunya MAN IC Tanah Laut. Siswi tersebut di bawah binaan dan bimbingan guru Matematika MAN IC Tanah Laut, M. Gazali menjelaskan, bahwa siswa bimbingannya tersebut memang tekun belajar dan selalu rajin bimbingan. "Kami melakukan proses secara bertahap agar siswa lebih memahami konten soal. Jadi memang kita siapkan," jelas Gazali seperti dilansir dari laman Kemenag, Jumat 17/6/2022. Baca Juga "Hasil kompetisi ini diumumkan pada 3 Juni 2022 oleh panitia pelaksana. Alhamdullillah, suatu kebanggaan siswa kami dapat bersaing dan bersanding ditingkat internasional," ujar Kepala Madrasah, Hilal Najmi. Ia mengapresiasi prestasi Hasna serta guru pembimbing yang telah membawa nama madrasah hingga ke kancah Internasional. Ia berharap hal itu dapat menjadi motivasi bagi siswa mengaku tidak menyangka bisa meraih Medali Perunggu pada olimpiade internasional tersebut. Sebab, saingannya berat dan dari berbagai negara."Alhamdulillah saya mendapatkan medali di even ini, gak nyangka karena saingannya dari berbagai negara, tutur HasnaIa menambahkan bahwa prestasi tersebut berkat dukungan orang tua, kepala madrasah, guru pembina serta atas doa dan dukungan seluruh guru dan tenaga kependidikan. "Prestasi ini akan menjadi penyemangat saya untuk terus berprestasi diajang kompetisi Internasional lainnya," prestasinya tersebut Hasna mendapat medali dan sertifikat. mpw siswa madrasah medali olimpiade siswa berprestasi madrasah aliah negeri man olimpiade matematika Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 34 menit yang lalu 1 jam yang lalu 2 jam yang lalu 2 jam yang lalu 3 jam yang lalu 4 jam yang lalu Selamatkepada Ibni atas pencapaiannya menjadi salah satu dari 4 orang yang akan mewakili Indonesia ke perhelatan lomba olimpiade kimia paling bergengsi di dunia. Sukses membawa nama baik pesantren, yang merupakan cita-cita awal ibni nyantri di SMA QSBS Al-Kautsar 561.” ujar Diana Arianti Suherman, M.Pd., Kepala SMA QSBS. 5 April 2023 Pada kompetisi olimpiade matematika akan dipilih juara I, II, dan III. Jika terdapat 20 peserta, berapa banyak cara memilih juara tersebut? Jawaban Dalamkompetisi badminton ganda putra yang terdiri dari 10 pasang akan dipilih juara 1,2 dan 3 serta juara harapan 1 dan 2 . Banyak cara memilih juara dalam kompetisi tersebut adalah . Permutasi; Peluang Wajib; PROBABILITAS; Matematika; Share. Cek video lainnya. Sukses nggak pernah instan. Latihan topik lain, yuk! Matematika; Fisika; KimiaJAKARTA - Klinik Pendidikan MIPA KPM menggelar ajang bergengsi perlombaan matematika Indonesia International Mathematics Competition IIMC 2021. Kompetisi matematika internasional ini diikuti oleh 30 negara dari lima benua. Presiden Direktur KPM Raden Ridwan Hasan Saputra mengatakan, IIMC 2021 memberi kesempatan bagi para siswa untuk berbagi ilmu, pengalaman, dan gagasan dalam sebuah ajang kompetisi untuk bersaing secara sehat di bidang ilmu pengetahuan, khususnya matematika. "IIMC 2021 bagi siswa sekolah dasar dan menengah ini merupakan kompetisi internasional yang sangat bergengsi," kata Ridwan saat memberikan kata sambutan pembukaan IIMC 2021 di akun Youtube KPM Seikhlasnya, Selasa 27/7. Ridwan mengungkapkan, efek dari pandemi global Covid-19 yang berdampak pada kehidupan umat manusia sedunia membuat tak mungkin menggelar acara sebagaimana sebelum ada pandemi. "Tapi tentu saja, pertujukan harus terus berjalan dan keputusan paling bijaksana adalah menggelarnya secara online," kata Ridwan. Untuk itu, dalam IIMC 2021 kali ini, kata Ridwan, semua peserta mengikuti lombanya tetap dari negara masing-masing dengan pertimbangan memprioritaskan keamanan dan kesehatan peserta. Namun, itu semua tak mengurangi nilai-nilai dari ajang kompetisi IIMC ini. Ridwan menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak atas terselenggaranya acara ini secara baik, termasuk guru, orangtua, dan tentunya para siswa yang bekerja keras untuk berkompetisi dalam ajang ini. Kepala Diklat dan Lomba KPM, Herman Hadiwijaya, menambahkan, KPM kembali dipercaya oleh Badan Komite Internasional untuk mengadakan olimpiade matematika internasional. KPM, kata dia, menyambut baik kepercayaan itu menggelar kompetisi ini. "Ini adalah sebuah event internasional yang paling bergengsi untuk bidang matematika di tingkat SD maupun SMP. Awalnya, memang ini dilaksanakan pada tahun 2020. Namun karena kondisi pandemi, ditunda dulu yang 2020," kata Herman kepada Republika, Selasa 27/7. Berbeda dari kompetisi lain sebelum masa pandemi, IIMC digelar secara daring. Kompetisi secara daring, kata Herman, memang menjadi tantangan tersendiri bagi KPM. Walaupun demikian, KPM berupaya yang terbaik dalam menyelenggarakannya. IIMC nantinya memiliki dua kategori, yakni individu dan kategori tim. Masing-masing tim akan terdiri atas empat peserta. Lomba akan dilaksanakan pada hari yang sama bagi semua peserta yang ada di Indonesia maupun luar negeri "Masing-masing tim terdiri atas empat siswa. Itu sudah ditentukan oleh masing-masing negara. Nah, kemudian setelah itu untuk negara sendiri yang berpartisipasi di IIMC ini ada 30 negara untuk saat ini," kata dia. Kemudian setelah itu untuk negara sendiri yang berpartisipasi di IIMC ini ada 30 negara untuk saat ini. Beberapa negara yang mengikuti kompetisi ini, antara lain, Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Bolivia, Botswana, Bulgaria, Cina, Ghana, Hong Kong, India, Iran, Korea Selatan, Makau, Malaysia, Meksiko, Filipina, dan tentunya Indonesia. Untuk Indonesia, peserta yang mengikuti olimpiade ini sebelumnya merupakan siswa yang lolos Kompetisi Sains Nasional KSN. Setelah menjadi juara KSN, mereka dikirim mengikuti olimpiade ini. Untuk peserta dari negara lain, kata Herman, merupakan siswa terbaik dari negara masing-masing. Setelah peserta ini dipilih, dilakukan pembinaan khusus sebelum akhirnya mengikuti lomba. "Artinya, mereka adalah siswa-siswa terbaik di seluruh dunia," kata dia. Perlombaannya dibagi ke dalam beberapa tahapan. Pertama, siswa mengerjakan soal secara individual. Soal ini akan berbeda antara SD dan SMP. Peserta SD mengerjakan soal yang tipenya isian singkat dengan waktu sekitar 90 menit. Untuk siswa SMP, mengerjakan isian singkat dan soal dalam bentuk rangkaian selama sekitar 120 menit. Setelah itu, siswa akan diberi waktu istirahat sebelum nantinya mengerjakan soal tim. Dalam sesi ini, mereka akan diberikan 10 soal, delapan soal dikerjakan di awal dan dua soal lainnya dikerjakan terakhir bersama-sama. "Jadi, selama 10 menit pertama masing-masing tim berdiskusi kemudian menentukan, setiap anggota tim akan mengerjakan nomor soal berapa saja," kata dia.